Di tengah pesatnya perkembangan zaman, kebutuhan ekonomi pun semakin
meningkat. Mengingat jumlah anggota rumah cinta yang tidak sedikit dan
penghasilan Abah sang kepala keluarga tidak tentu, menuntut ummi dan abah
berfikir ekstra untuk menutupi kebutuhan personil rumah cinta.
Maka menjamurlah bisnis-bisnis alternatif
yang menawarkan keuntungan yang menggiurkan seperti MLM. Abah yang nota bene
buta dalam urusan bisnis tentu akan mudah sekali tergoda dengan sistem bisnis
yang di tawarkan, karena sepertinya sangat mudah, tidak perlu bersusah payah
tiba-tiba mendapatkan untung yang tidak sedikit. Tanpa berfikir panjang dan
tanpa meminta pendapat dari Ummi, secara diam-diam abah ikut masuk menjadi
anggota baru. Demi mencapai target poin yang di syaratkan, abah membeli
produk-produk yang telah di sediakan. Uang kas kelurga pun jadi korban. Ummi
sebenarnya tidak setuju. Namun abah kekeuh dengan keputusan semula. Sepertinya
beliau yakin sekali kalau kali ini ia bisa berhasil.
“ Napi niki* Bah..?” tanya Wiya yang
menyambut barang belanjaan abahnya.
Si Abah
tersenyum bangga. “ Ini barang-barang yang menghasilkan uang. Jika kita membeli
banyak, poin kita semakin banyak, jadi investasi kita semakin banyak juga.
Artinya keintungan kitapun banyak. Bla…bla..bla.. “ terang Abah panjang lebar.
“ Abah ikut MLM..? “ tebak Wiya yang di
sambut anggukan Abah dan lansung memeriksa barang belanjaannya.
“ Bisnis gak jelas gitu abah
bangga-banggain. Logikanya simpel saja. Kita di suruh belanja banyak supaya
barangnya laku dan uang kita banyak keluar. Abah beli barang yang sebenarnya
Abah tidak perlukan, jadi artinya abah itu ru-gi. “ komentar Wiya sinis dan di
sambut sanggahan dan pemaparan Abah tentang bisnis yang di yakininya akan
sukses.
Wiya terharu
juga melihat keyakinan Abah pada apa yang dijalaninya sekaligus kasihan melihat
abah yang mudah sekali terpedaya dengan janji-janji bisnis yang masih dialam
mimpi.
“ Semoga Abah beruntung..” do’a Wiya
sedikit ragu dan lansung diamini Abah.
@RMH
CNT@
Ummi keluar kamar membawa beberapa barang
. Sepertinya sabun, pasta gigi, sampo, detergen, lulur dan masih banyak yang
lain. Neni yang kebetulan melintas baru keluar dari kamar kecil lansung menyapa
ummi dengan senyum merekah.
“ Apa tuh Mi..? “ tanya Neni penasaran.
“ Nih,.. kamu aja yang simpan di lemari. “
“ Loh banyak banget.. gak salah nih..? Ummi
mau jualan lagi yah..? “ Neni heran melihat barang yang segitu banyaknya.
Karena tidak biasanya ummi membeli kebutuhan bulanan segitu banyak.
Ummi diam, tidak
mau menjawab komentar Neni.
“ Bosan jadi pelajar ya..? makanya kamu
sekarang alih profesi jadi pedagang kaki lima…” Goda Ahmed, melihat Neni yang
melintas di depannya dengan sekantung barang belanjaan.
“ Maksyud lohh..” suara Neni melengking
sewot mengalahkan suara televisi yang disetel Ahmed. Wiya yang sedang menyapu
lansung kaget dan batang sapu menimpa kakinya hingga memar.
Neni berlalu
begitu saja, tanpa memperdulikan kakaknya yang teriak kesakitan tertimpa batang
sapu. Dan setelah menyimpan sebagian di lemari, Neni lansung memasukkan sabun
dan pasta gigi yang kebetulan sudah habis di kamar mandi.
Tiba-tiba dari belakang, ade Ocit berlari
tergesa-gesa hendak ke toilet dan menabrak Neni yang akan keluar setelah
meletakkan sabun.
“ Auuuww…” Neni meringis kakinya kesenggol
kaki Ocit.
“ Heh.. jalan pake mata.. “ bentak Neni
menahan sakit.
“ Bukannya bu gulu bilang kita jalan pake
kaki ya kak..? “ suara cadel Ocit polos.
“ Bodo’..mau pake kaki kek, pake dengkul
kek, yang penting gak ngesot. “ Neni hampir saja memperagakan gaya ngesot tokoh
idolanya itu ( suster ngesot kalee..), kalau saja dia tidak ingat kakinya
sedang sakit.
Ocit yang dari
tadi mau ke toilet sakit perut tiba-tiba menangis kencang saat Neni hendak
keluar. Membuat Neni heran.
“ Heh.. kamu kenapa..” tanyanya jengkel.
“ Huk..huk..huk.. kakak jangan pelgi, ade
mau Be-A-Be… “
“ Iihh… apa urusannya ma gue.. “ Neni
cuwek bebek meninggalkan Ocit begitu saja. Meski suara tangisnya terdengar
makin kencang.
Abah yang sedang
asyik membaca kitab merasa terganggu dengan suara tangis si ade yang kelewatan.
“ Wiya…adeknya kenapa tuh…liat gi.!!!”
Suara Abah dari ruang perpustakaan.
Wiya yang
sebenarnya juga ikut terganggu jadi geregetan. Didatanginya lansung sumber
keributan yang masih berdiri di pintu toilet.
“ Ya ampuuuunn…” teriak Wiya gak kalah
kenceng. Membuat seisi penghuni rumah Cinta berkumpul. Dan semuanya juga teriak
kaget, sambil menutup hidung, Ummi hampir mau muntah melihat ade Ocit yang
beolnya tercecer di bawahnya yang masih berdiri di depan pintu toilet. Ocit
yang masih menangis, malu buka mata melihat kakak-kakaknya berdiri di depannya
melempar komentar-komentar pedas..
Memahami kondisi
purtanya, abah lansung bertanya kenapa. Dengan polosnya Ocit menjawab.
“ Ade kan lagi sakit pelut, tapi kak Neni
nakut-nakutin pake suster ngesot..huk..huk..huk..” tangisnya kembali pecah
karena malu.
“ Ha..ha..ha..haha..ha..ha..” tak satu pun
dari mereka yang tidak tertawa.
“ Huwaaaa….uwaaaa…wa… “ Ocit nangis lagi.
Be’ol lagi..
Semua
kabur… !!!!
Pesan Moral :
Suster
ngesot bukan untuk di takuti. Tapi di tolong supaya bisa jalan dengan bener…!@RMH CNT@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar